Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 9 Halaman 104 Kurikulum Merdeka, Tukang Ojek Payung


PONDOK SOAL - Simak yuk berikut ini adalah ulasan tentang soal dan kunci jawaban Bahasa Indonesia kelas 9 halaman 104 Kurikulum Merdeka. 

Kunci jawaban Bahasa Indonesia Kelas 9 SMP halaman 104 Kurikulum Merdeka akan membahas perihal Bab IV Dari Hobi Menjadi Pundi-Pundi.

Soal pada buku Bahasa Indonesia Kurikulum Merdeka Kelas 9 halaman 104 ini ada 10 pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa. 

Nah langsung saja yuk kita simak bersama ini dia kunci jawaban Bahasa Indonesia SMP/MTs Kelas 9 halaman 104 Kurikulum Merdeka. Semoga bermanfaat.

Tukang Ojek Payung 

Mendung terlihat sangat gelap. Saat anak-anak lain bergegas masuk rumah, saya dan teman-teman justru bersiaga.

Mula-mula, kami berkumpul di depan pintu keluar stasiun kereta api. Sebagian lagi berkerumun di pasar di sebelah stasiun.

Begitu tetes pertama turun dari langit, kami menengadah dan berdoa agar hujan deras dan lama. Tak lama kemudian, terdengarlah suara-suara kecil, “Ojek payung, Pak. Ojek payung, Bu ....”

Siapa tahu Anda tidak mengenal pekerjaan ini, ojek payung menawarkan jasa sewa payung saat hujan. 

Anda bisa menyewa payung untuk menuju tempat parkir kendaraan, misalnya. Anda bisa minta dipayungi atau memegang payung sendiri. 

Sementara itu, pemilik payung akan mengikuti Anda dari belakang, di bawah guyuran hujan. Saya ada di antara anak-anak itu, berlari kecil demi imbalan yang tak seberapa besar. Itu saya lakukan setiap hari saat musim hujan.

Setelah itu, sebelum magrib, saya sudah sampai di rumah dan bisa menghangatkan badan. Sambil berselimut sarung dan terkantuk-kantuk, saya kerjakan tugas sekolah semampu saya. 

Hampir setiap pagi, saya bangun dengan badan pegal-pegal dan pilek yang tak kunjung usai. Di kelas, kepala saya sering pusing hingga berdenyut-denyut, tetapi sepulang sekolah saya tetap menuju ke stasiun dan mengharap hujan turun deras.

Dengan turunnya hujan, saya bisa kembali berseru, “Ojek payung, Pak. Ojek payung, Bu ....” Selama dua tahun, saya menyambut dan mengantar pelanggan.

Penghasilan yang tak seberapa dari pekerjaan itu saya tabung, tetapi lebih sering terpakai untuk keperluan sekolah dan lainnya. 

Saya tidak tega minta uang lebih kepada ayah saya yang bekerja dari pagi hingga malam demi keluarga kami bisa makan.

Ketika saya menyebut makan, jangan membayangkan meja makan dengan nasi putih mengepul, lauk ikan atau ayam, beberapa pilihan sayuran, lengkap dengan sambal dan kerupuk. 

Belum pernah kami memiliki hidangan seperti itu. Kalau sedang beruntung, tahu atau tempe bisa mampir di piring kami. Kalau tidak, kami harus cukup dengan nasi dan sayur saja.

Oh, saya punya ayam tetapi di kandang, bukan di piring. Awalnya saya kasihan melihat penjual anak ayam kampung yang dagangannya belum laku karena hari hujan. Saya beli dua dan saya pelihara.

Pasokan makanan mereka berasal dari sisa-sisa warung makan di pasar. Memelihara anak ayam itu menyenangkan juga, membuat saya harus menyisihkan waktu untuk mengurusi mereka.

Kalau tidak telaten, anak ayam bisa mati. Orang bilang ini menjadi hobi saya. Berikutnya, ketika ayam-ayam itu sudah cukup umur, ada orang yang menawar untuk membelinya. Saya langsung tertarik.

Hasil penjualan saya belikan anak ayam lagi beberapa ekor. Begitu seterusnya. Kini, saya punya lima kandang besar yang memasok ayam kampung ke puluhan warung dan rumah makan. Kerja keras saya membuahkan hasil. 

Saya berhasil keluar dari kesulitan, bahkan bisa membantu keluarga teman-teman saya. Saya menahan diri untuk tidak berbelanja di luar kebutuhan pokok, sehingga modal saya tidak terganggu dan terus bertambah. 

Walau ada uang di tangan, saya tetap hidup dengan standar yang sama seperti ketika saya masih menjadi ojek payung.

Payung besar yang pernah menjadi sumber penghasilan masih saya simpan. Jika Tuhan mengizinkan, saya tidak ingin kembali ke jalanan dan kedinginan, tetapi payung itu tetap akan menjadi kenangan yang takkan pernah terlupakan.

Saat hujan turun deras, samar-samar di telinga saya terngiang seruan, “Ojek payung, Pak. Ojek payung, Bu ....”

Saya bersyukur pernah merasakan kerasnya kehidupan saat usia saya sangat muda.

Kondisi itu mengajari saya untuk pantang menyerah dan tetap disiplin menjalankan usaha yang kini saya miliki. 

Pada teks di atas, dapat kalian temukan informasi yang disampaikan secara berurutan dari awal hingga akhir.

Diskusikan pertanyaan berikut ini dalam kelompok 3—5 orang.

1. Mengapa penulis merasa perlu menjelaskan pekerjaan ojek payung kepada pembaca?

2. Bagaimana asal mula penulis memutuskan bekerja sebagai ojek payung?

3. Menurut kalian, di mana penulis tinggal? Di desa atau di kota? Sebutkan alasan kalian.

4.Teks di atas tidak menyebutkan usia penulis saat ini. Coba perkirakan berapa usianya sekarang dan apa alasan kalian.

5. Dalam teks tidak disebutkan informasi tentang orang tua penulis. Seandainya kalian hendak menambahkannya, pada bagian manakah Informasi tentang orang tua penulis diletakkan?

6.Menurut kalian, apa tujuan penulis membagikan kisah masa lalunya kepada pembaca?

7.Apakah bacaan ini berhasil memberikan pesan bahwa penulis adalah orang yang mandiri? Informasi apa yang mendukung pernyataan tersebut?

8. Apakah menurut kalian judul teks ini sudah menarik minat pembaca? Jika sudah, sebutkan alasannya. Jika belum, berikan saran kalian.

9. Sekarang penulis telah menjadi pengusaha sukses berkat hobinya. Jelaskan proses yang dia lalui.

10. Setelah membaca teks “Tukang Ojek Payung”, simpulkan kriteria menjadi wirausaha yang sukses.

Jawaban: 

1. Mengapa penulis merasa perlu menjelaskan pekerjaan ojek payung kepada pembaca?

Penulis merasa perlu menjelaskan pekerjaan ojek payung kepada pembaca karena pekerjaan ini mungkin masih asing bagi sebagian orang. 

Penulis ingin pembaca memahami pekerjaan yang pernah dia lakukan di masa lalu.

2. Bagaimana asal mula penulis memutuskan bekerja sebagai ojek payung?

Penulis memutuskan bekerja sebagai ojek payung karena berasal dari keluarga yang kurang mampu. Dia harus membantu ayahnya mencari nafkah untuk membiayai sekolahnya.

3. Menurut kalian, di mana penulis tinggal? Di desa atau di kota? Sebutkan alasan kalian.

Menurut saya, penulis tinggal di kota. Hal ini dapat disimpulkan dari beberapa hal, yaitu:

- Penulis menyebutkan bahwa dia bekerja di depan pintu keluar stasiun kereta api. Stasiun kereta api biasanya terletak di kota.

- Penulis menyebutkan bahwa dia bertemu penjual anak ayam kampung di pasar. Pasar juga biasanya terletak di kota.

- Penulis menyebutkan bahwa dia berhasil mengembangkan usahanya menjadi pemasok ayam kampung ke puluhan warung dan rumah makan. Usaha seperti ini biasanya lebih mudah berkembang di kota.

4. Teks di atas tidak menyebutkan usia penulis saat ini. Coba perkirakan berapa usianya sekarang dan apa alasan kalian.

Menurut saya, penulis saat ini berusia sekitar 20-an tahun. Hal ini dapat disimpulkan dari beberapa hal, yaitu:

- Penulis menyebutkan bahwa dia bekerja sebagai ojek payung selama dua tahun. Dua tahun adalah waktu yang cukup lama bagi seseorang untuk memulai usaha dan berkembang menjadi sukses.

- Penulis menyebutkan bahwa dia berhasil mengembangkan usahanya menjadi pemasok ayam kampung ke puluhan warung dan rumah makan. Usaha seperti ini biasanya membutuhkan waktu yang lama untuk berkembang.

5. Dalam teks tidak disebutkan informasi tentang orang tua penulis. Seandainya kalian hendak menambahkannya, pada bagian manakah Informasi tentang orang tua penulis diletakkan?

Saya akan menambahkan informasi tentang orang tua penulis pada bagian awal teks. Hal ini bertujuan untuk memberikan gambaran yang lebih lengkap tentang latar belakang penulis.

Berikut adalah contoh cara menambahkan informasi tentang orang tua penulis:

**Ayah saya bekerja sebagai buruh bangunan. Ibu saya hanya ibu rumah tangga. **

6. Menurut kalian, apa tujuan penulis membagikan kisah masa lalunya kepada pembaca?

Menurut saya, tujuan penulis membagikan kisah masa lalunya kepada pembaca adalah untuk memberikan pesan moral. 

Penulis ingin pembaca mengetahui bahwa kesuksesan tidak datang dengan mudah. 

Penulis harus melalui perjuangan yang keras untuk mencapai kesuksesan yang dia miliki sekarang.

7. Apakah bacaan ini berhasil memberikan pesan bahwa penulis adalah orang yang mandiri? Informasi apa yang mendukung pernyataan tersebut?

Bacaan ini berhasil memberikan pesan bahwa penulis adalah orang yang mandiri. Informasi yang mendukung pernyataan tersebut adalah sebagai berikut:

- Penulis memutuskan bekerja sebagai ojek payung untuk membantu ayahnya mencari nafkah.

- Penulis tidak meminta uang tambahan kepada ayahnya untuk keperluan sekolahnya.

- Penulis berhasil mengembangkan usahanya menjadi sukses berkat kerja kerasnya sendiri.

8. Apakah menurut kalian judul teks ini sudah menarik minat pembaca? Jika sudah, sebutkan alasannya. Jika belum, berikan saran kalian.

Menurut saya, judul teks ini sudah menarik minat pembaca. Judul tersebut cukup unik dan membuat pembaca penasaran untuk membaca isinya. Judul tersebut juga menggambarkan isi teks secara keseluruhan.

9. Sekarang penulis telah menjadi pengusaha sukses berkat hobinya. Jelaskan proses yang dia lalui.

Proses yang dilalui penulis untuk menjadi pengusaha sukses berkat hobinya adalah sebagai berikut:

- Penulis mulai memelihara anak ayam kampung karena kasihan melihat penjualnya yang dagangannya belum laku karena hari hujan.

- Penulis menemukan bahwa hobi memelihara anak ayam cukup menyenangkan dan membutuhkan ketelatenan.

- Ketika anak ayam yang dipeliharanya sudah cukup umur, ada orang yang menawar untuk membelinya. Penulis tertarik untuk menjualnya.

- Hasil penjualan anak ayam digunakan untuk membeli anak ayam lagi. Begitu seterusnya.

- Akhirnya, penulis memiliki lima kandang besar yang memasok ayam kampung ke puluhan warung dan rumah makan.

10. Setelah membaca teks “Tukang Ojek Payung”, simpulkan kriteria menjadi wirausaha yang sukses.

Berdasarkan teks “Tukang Ojek Payung”, berikut adalah beberapa kriteria menjadi wirausaha yang sukses:

- Kerja keras. Penulis bekerja keras sebagai ojek payung untuk membantu ayahnya mencari nafkah.
Kegigihan. Penulis tidak menyerah untuk mengembangkan usahanya walaupun menghadapi berbagai tantangan.

- Disiplin. Penulis tidak berbelanja di luar kebutuhan pokok, sehingga modal usahanya tidak terganggu dan terus bertambah.

- Pantang menyerah. Penulis tidak ingin kembali ke jalanan dan kedinginan, tetapi payung itu tetap akan menjadi kenangan yang takkan pernah terlupakan.

Demikian tadi ulasan lengkap mengenai kunci jawaban Bahasa Indonesia kelas 9 halaman 104 Kurikulum Merdeka. Semoga bermanfaat.***