Apa Itu Cloud Native? Ketahui Karakteristik dan Kelebihannya

Berbicara tentang teknologi informasi dan komputasi, istilah “Cloud Native” mungkin sudah tidak asing bagi sebagian orang. Namun, apa sebenarnya Cloud Native itu? Bagaimana karakteristiknya dan apa saja kelebihannya? Artikel ini akan membantu Anda memahami lebih dalam tentang Cloud Native.

Pengertian Cloud Native

Cloud Native adalah pendekatan dalam membangun dan menjalankan aplikasi yang memanfaatkan keuntungan dari model komputasi cloud. Konsep ini didesain untuk memaksimalkan fleksibilitas, skalabilitas, dan kehandalan yang ditawarkan oleh cloud computing.

Aplikasi Cloud Native biasanya dibangun dalam lingkungan yang sangat dinamis dan evolusioner. Mereka dibuat dengan menggunakan teknologi dan arsitektur modern seperti microservices, containers, serverless functions, dan orchestration systems.

Karakteristik Cloud Native

Ada beberapa karakteristik penting dari aplikasi Cloud Native yang membedakannya dari aplikasi tradisional:

  1. Dibangun sebagai Microservices: Aplikasi Cloud Native biasanya dibangun sebagai kumpulan microservices yang saling bekerja sama. Setiap microservice memiliki fungsionalitas yang spesifik dan dapat dijalankan serta dikelola secara independen.

  2. Dikemas dalam Containers: Microservices dalam aplikasi Cloud Native dikemas dalam containers. Container membantu aplikasi berjalan dengan konsisten di lingkungan yang berbeda, baik itu di local machine developer, di staging environment, maupun di production environment.

  3. Didesain untuk Orchestration: Aplikasi Cloud Native didesain untuk di-orkestrasi oleh platform seperti Kubernetes. Orchestration memungkinkan manajemen aplikasi menjadi lebih mudah dan otomatis.

  4. Berbasis DevOps dan Agile: Aplikasi Cloud Native biasanya dikembangkan dalam budaya DevOps dan metodologi Agile. Ini memungkinkan proses pengembangan, testing, dan deployment menjadi lebih cepat dan efisien.

Kelebihan Cloud Native

Mengadopsi pendekatan Cloud Native dalam pengembangan aplikasi menawarkan sejumlah kelebihan, antara lain:

  1. Skalabilitas: Salah satu kelebihan utama dari Cloud Native adalah skalabilitas. Aplikasi dapat dengan mudah discaling up atau down sesuai dengan kebutuhan.

  2. Ketahanan: Aplikasi Cloud Native didesain untuk dapat pulih dengan cepat dari kegagalan. Jika satu komponen gagal, tidak akan berpengaruh besar pada keseluruhan sistem.

  3. Kecepatan dan Efisiensi: Dengan metodologi DevOps dan Agile, proses pengembangan, testing, dan deployment dapat berjalan lebih cepat. Hal ini sangat penting dalam lingkungan bisnis yang dinamis dan cepat berubah.

  4. Portabilitas: Dengan menggunakan container, aplikasi Cloud Native dapat berjalan dengan konsisten di berbagai lingkungan, membuat proses migrasi dan deployment menjadi lebih mudah.

  5. Pengoptimalan Resource: Cloud Native memungkinkan penggunaan resource (seperti CPU dan memory) menjadi lebih optimal. Hal ini karena aplikasi dapat discaling down saat tidak banyak permintaan, dan discaling up saat permintaan meningkat.

Kesimpulan

Cloud Native adalah pendekatan modern dalam pengembangan aplikasi yang memanfaatkan keuntungan dari model komputasi cloud. Dengan karakteristik seperti microservices, containers, dan orchestration, serta kelebihan seperti skalabilitas, ketahanan, kecepatan, portabilitas, dan pengoptimalan resource, Cloud Native menjadi pilihan yang menarik bagi banyak organisasi dalam membangun dan menjalankan aplikasinya.

Namun, perlu diingat bahwa seperti halnya teknologi lainnya, Cloud Native tidak selalu menjadi solusi yang tepat untuk setiap kasus. Sebelum memutuskan untuk mengadopsi Cloud Native, penting untuk memahami dengan baik tentang apa itu Cloud Native, bagaimana karakteristiknya, dan apa saja kelebihan dan kekurangannya. Dengan begitu, Anda dapat membuat keputusan yang tepat dan mengoptimalkan penggunaan teknologi ini.